Senin, 08 Februari 2010

AJARAN SOSIAL GEREJA

AJARAN SOSIAL GEREJA
I. Latar Belakang
Penemuan mesin uap menjadi era baru bagi dunia. Mesin uap mengawali indurtri modern bagi dunia. Perindustrian menumbuhkan permasalahan baru yabng sangat komplek. Mulai dari eksploitasi alam sampai pada eksploitasi manusia. Muncul juga masalah upah, kepastian kerja, masalah struktur masyarakat yang baru, dll.
Bebagai masalh tersebut mengugah Gereja untuk berbica dan membela hak hidup manusia. Berbagai macam usaha itu di tuangkan dalam ensiklik-ensiklik yang memuat ajaran social Gereja
II. Dari Rerum Novarum sampai centensimus annus
  • Ajaran social gereja pertama dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1891. paus Leo XIII mengeluarkan ensiklik berjudul Rerum Novarum. Ensiklik ini berbicara mengenai 3 hal pokok yaitu buruh, modal dan negara. Paus mengkritisi kondisi masyarakat akibat kemajuan industri yang menjadikan situasi buruk bagi kaum buruh dan masyarakat industri. Untuk memperbaikinya perlu adanya hubungan yang wajar dan adil antara ketiga hal itu.
  • Peringatan 40 tahun Rerum Novarun dikeluarkan ensiklik quadragesimo anno oleh paus Pius XI. Ensiklik ini membahas masalah ketidak adilan social dan mengajak seua pihak untuk mengatur kembali tatanan social berdasarkan Rerum Novarum. Dalam ensiklik ini, paus juga mengecam kapitalisme dan komunisme.
  • Pada tahun 1961 dan tahun 1963 paus Yohanes XXIII ,mengeluarkan ensiklik Mater et Magistra dan Pacem in Terris. Dalam dua ensiklik ini Paus Yohanes XXIII memberikan petuntunjuk dalam mengatasi kesenjangan sosialantar bangsa-bangsa kaya dan miskin. Paus mengajak umat kristiani dan semua  orang yang berkehendak baik bekerja sama menciptakan lembaga sosial dan menghargai martabat manusia dan keadilan serta perdamaian.
  • Pada tahun 1962 dibuka Konsili Vatikan II yang membuka lebaran baru bagi Gereja. dalam konsili ini pandangan mengenai Gereja diubah secara segnifikan, Gereja diajak terbuka terhadap dunia. Salah satu dokumen berkaitan dengan masalah sosial yang dicetuskan adalah Gaudium et Spes. dalam Gaudium et Spes ini para bapa konsili menegaskan bahwa perutusan khas religius Gerejamemberinya tugas terang dan kekuatan yang dapat membantu pembentukan dan pemantapan masyarakat manusia menurut hukum Ilahi.Keadaan, waktu dan tempat menuntut Gereha dapat dan bahkan harus memulai kegiatan sosial demi semua orang.
  • Setelah Konsili Vatikan II ada 3 dokumen yang secara khusus memberi sumbangan Gereja mengenai tanggung jawabnya dalam menjalankan tugasnya yaitu dokumen Populorum Progressio (1967), Octogesima Adveniens (1971), dan dokumen sinode para uskup sedunia (1971). Populolurum Progressio menanggapi masalah kemiskinan dan kelaparan dunia, menunjukan adanya ketidakadilan struktural. dokumen ini menghimbau negara-negara kaya maupun miskin agar bekerja sama dalam semangat solidaritas untuk membangun tata keadilan dan membarui tata dunia. Octogesima Adveniens, sebagai ulang tahun ke-80 rerum novarum menegaskan peranan jemaat kristiani dalam mengembangkan tanggung jawab baru dalam mengembangkan tata dunia yang baru.yang ketiga, sinode para uskup membeberkan pengaruh Gereja yang mendunia, mengidentifikasi dinamika injil dengan harapan-harapan menusia akan dunia yang lebih baik. sinode mendesak agar diusahakan keadilan diberbagai lapasan masyarakat dan terutama diantara bangsa-bangsa kaya dan kuat seta bangsa-bangsa yang miskin dan lemah
  • Tahun 1981 Paus Yohanes Paulus II mengeluarkan ensiklik berjudul Laorem Excercens. Ensiklik ini membahas makna kerja manusia. Manusia dengan bekerja menembangkan karya Allah dan memberi sumbangan bagi terwujudnyarencana penyelamatan Allah dala Sejarah
  • Tahun 1987 Paus Yohanes Paulus II, mengeluarkan ensiklik Sollicitudoi Rei Socialis yang mengangkat kembali tentang pembangunan yang mengeksploitasi orang -orang kecil. Hal itu disbut sebagai struktur-struktur dosa yang membelenggu masyarakat.
  • Setelah 100 tahun Rerum Novarum, paus Yohanes Paulus II mengeluarkan ensiklik Centensimus Annus (1991) yang mengungkapkan bahwa Gereja hendaknya terus belajar untuk bergumul dengan soal-soal sosial
Ajaran Sosial Gereja di Indonesia
Bayak diantara kita yang sampai hari ini belum pernah mendengar yang disebut sebagai Ajaran Sosial Gereja. Mendengar saja belum apalagi mengetahuinya.... mengapa ajaran sosial Gereja belum dipahami?
  • Penampilan Gereja di Indonesia lebih merupakan penampilan ibadat daripada penampilan gerakan sosial. Gereja hanya berkutat pada masalah Liturgi dan sekitar altar saja. Gereja kurang tertantang untuk terlibat aktif dibidang sosial dan mengumulinya, Gereja merasa sudah puas dengan karya sosial karitatif semata, belum mau tahu tentang seba-sebabnya terjadi vberbagai permasalahan sosial.
  • Warga Gereja selama ini merasa sudah kecukupan dan tidak bisa merasakan penderiaaan yang dialami oleh korban. Kita belum bisa terlibat.
  • Gereja secara kuantitas sangat kecil. Jumlah warga Gerejat idaklah sebanding dengan jumlah warga agama lain. perasaan minoritas dan kesadaran minoritas menjadikan alasan untuk tidak bertindak untuk mencari aman, dll.
  • Perkara sosial baru menjadi ajaran, yang baru menjadi bahan tulisan, bahan seminar atau baru dicita-citakan saja, padahal perkara sosial itu baru memilik arti jika sudah sampai pada tahap pelaksanaan.
Contoh Soal